Semesta
Ketika kata tak lagi mampu melukis keindahanmu, biarkan semesta menjadi saksi. Dalam diamnya, takdir telah lama menulis kisah yang kita sebut kebetulan.
Ada hal-hal yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata. Keindahanmu adalah lukisan hidup yang tak mampu dirangkum dalam sajak. Di mataku, engkau adalah cahaya yang menghangatkan jiwa, warna yang tak pernah memudar meski waktu terus berlalu. Setiap senyummu adalah irama, melodi yang bergetar dalam denyut nadiku, mengajakku kembali ke kenangan penuh warna.
Dalam keheningan ini, aku merenungkan betapa dalam rasa ini. Cintaku padamu, meskipun kita terpisah oleh ruang dan waktu, tetap abadi. Dalam setiap detak jantungku, namamu menggema. Satu hal yang pasti: perasaan ini tak akan pudar.
Seandainya cinta adalah aliran sungai, kita adalah dua arus yang pernah bersatu, menciptakan riak-riak indah dalam momen-momen berharga. Namun, seperti halnya sungai, kita tak bisa menghindari arus yang mengubah arah. Takdir, seperti bebatuan di dasar sungai, mengarahkan kita ke jalur yang berbeda, memisahkan kita tanpa menghapus jejak yang pernah ada.
Jika suatu hari nanti aku tak mampu merangkai puisi untukmu, jika kata-kata tak lagi cukup untuk menggambarkan indahnya tatapanmu, atau kelembutan hatimu—maka biarlah semesta yang berbicara. Dalam setiap angin yang berhembus, dalam cahaya bintang yang bersinar, tersimpan jejak kisah kita yang ditulis dalam diam. Takdir telah merajutnya, meskipun kita sering menyebutnya kebetulan.
Kau adalah sosok yang tak akan pernah hilang dari hidupku. Meskipun kita kini berada di jalan yang berbeda, jejakmu tetap terpatri di hatiku. Setiap hari, setiap detik, aku teringat padamu—pada tawa yang pernah kita bagi, pada percakapan panjang yang mengalir seperti sungai, membuat dunia seolah lenyap sejenak, hanya ada kita berdua. Mungkin satu waktu aku akan kehilanganmu, tetapi kamu takkan pernah kehilangan aku, sebab aku di sini, selamanya untukmu.
Seringkali aku bertanya, mengapa aku mencintaimu dengan begitu mendalam? Mengapa, di antara semua pilihan, hatiku selalu kembali padamu? Bukankah ada orang lain yang lebih baik? Namun, meski kau telah menyisakan kehampaan dalam hidupku selama setahun, cinta ini tetap tak tergoyahkan.
Orang-orang mungkin memandangku penuh tanya. "Mengapa dia masih bertahan?" mereka bertanya. "Mengapa dia mencintai seseorang yang telah membuatnya hampa?" Tapi siapa mereka untuk menilai? Mereka tak tahu apa yang kurasakan. Mereka tak tahu betapa dalamnya cinta ini tertanam di jiwaku. Aku tidak mencintaimu untuk diakui, atau untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Cinta ini adalah milikku, dan aku akan menjaganya dengan caraku sendiri.
Kecantikanmu adalah sesuatu yang tak hanya terukur oleh mata, tetapi dirasakan oleh hati. Ada keindahan yang jauh lebih dalam—sesuatu yang tidak bisa diukur dengan rupa, tidak bisa dirasakan oleh siapa pun selain aku. Cinta ini bukan tentang memiliki, bukan tentang ego atau kepentingan diri. Aku tidak mencintaimu karena aku ingin kau menjadi milikku. Aku mencintaimu karena kau adalah dirimu sendiri, dengan segala kelemahan dan kekuatanmu, dengan segala kekurangan dan keindahanmu.
Seperti kisah cinta yang terabadikan dalam sejarah, di mana dua jiwa saling menemukan di tengah badai kehidupan, meski dipisahkan oleh takdir. Mereka terus mencintai tanpa batas, tanpa syarat, meskipun rintangan memisahkan mereka. Seperti itu juga cintaku padamu; meski kita terpisah oleh jarak dan waktu, cinta ini akan tetap hidup dalam diriku, menjadikannya sebuah legenda yang akan selalu ku ceritakan.
Di antara mereka yang sekadar singgah, aku tetap bertahan. Meski kita tidak bisa bersama, aku tak pernah meninggalkanmu. Di hatiku, kau selalu ada, tak peduli berapa banyak waktu yang berlalu. Kau bukan sekadar seseorang yang hadir lalu hilang—kau adalah yang tinggal, yang abadi dalam setiap detak nadiku.
Dalam perjalanan ini, satu hal yang tak pernah berubah adalah keinginanku untuk menjadi yang terbaik bagimu. Meskipun kita mungkin tak pernah bertemu lagi seperti dulu, aku selalu berharap, dalam setiap langkahku, aku menjadi lebih baik. Bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi juga sebagai penghormatan bagi cinta yang pernah ada antara kita. Dalam segala hal, aku akan selalu mengingatmu sebagai sosok terpenting, dan meskipun jalur kita berbeda, aku akan tetap mengagumi dan mencintaimu dengan caraku sendiri—tanpa tuntutan, tanpa harapan untuk kembali, hanya dengan penghormatan dan cinta yang tak lekang oleh waktu.
Dengan segala yang telah terjadi, aku ingin kau tahu bahwa cintaku tidak pernah pergi. Cinta ini selalu ada, menemaniku dalam diam, dalam setiap langkahku. Jika aku bisa berharap satu hal, itu adalah bahwa dalam setiap jalan yang kau pilih, kau menemukan kebahagiaan yang pantas untukmu. Dalam segala sesuatu, aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, sebagai bukti bahwa cinta ini tidak pernah pudar, meski kita terpisah oleh banyak hal. Cinta ini akan selalu menjadi bagian dari diriku, sebuah legenda yang akan ku kenang selamanya.
"Mungkin satu waktu aku akan kehilanganmu, tetapi kamu takkan pernah kehilangan aku, sebab aku di sini, selamanya untukmu."
Tidak semua yang tampak itu membahagiakan
BalasHapus