Metamorfosis
Dulu, aku sering kali meremehkan kampus di daerahku. Pikiranku saat itu masih dipenuhi dengan impian yang belum matang. Universitas kecil di kampung halaman tidak pernah masuk dalam daftar pilihanku. Namun, takdir membawa aku ke sini dengan cara yang tak terduga. Memasuki semester lima di Universitas Ahmad Dahlan jurusan Hukum, dunia tiba-tiba berubah. Covid-19 datang sebagai badai yang mengguncang segala kepastian. Ekonomi melambat, interaksi sosial memudar, dan aku terpaksa menghadapi dilema besar: bertahan atau pulang. Kuliah adalah mimpi dan harapan orang tua, tetapi melanjutkan studi dalam situasi yang tak menentu ini terasa seperti terjebak dalam penjara yang mengekang. Rasa putus asa dan overthinking menguasai hari-hariku. Setiap berita tentang penutupan kampus dan ketidakpastian masa depan semakin memperburuk suasana. Aku merasa seperti tenggelam dalam lautan tanpa dasar. Keputusan untuk cuti kuliah menjadi langkah berat yang memerlukan lebih dari sekadar keberanian. Ketika akh...