Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Epilog.

Malam ini, di bawah langit berpendar lembut, aku menulis catatan akhir kisah kita. Setiap detik bergetar dalam ingatan, seolah melodi yang mengiringi langkah kita. Kini, di ambang perjalanan baru, aku ingin menuliskan setiap jejak yang tertinggal—kenangan yang tak ingin kuulangi. Kisah kita dimulai seperti matahari terbit, menyinari hati dengan kehangatan tulus. Tawa kita mengalir seperti angin musim semi, setiap langkah terasa ringan. Aku mencintaimu dalam bisikan lembut malam, tersembunyi di balik desir ombak. Kau adalah misteri yang selalu ingin aku pecahkan, meski jawabannya kadang menyakitkan. Namun, waktu, seperti angin, mengubah segalanya. Apa yang dulu abadi kini memudar. Aku melihat perubahan dalam dirimu, bukan dari senyummu, tetapi dari kata-kata yang berbeda. Ada jarak yang tumbuh, seperti musim dingin yang datang tanpa peringatan. Kau menyalahkanku dalam percakapan yang tak berujung, katamu kau butuh waktu untuk meresapi luka yang kita ciptakan bersama. Aku tidak pernah be...

Dogma

Kepada Langit Biru yang Kukenang.  Aku mengira kau masih kekasihku, satu nama yang tak pernah pudar dari ingatan, satu wajah yang selalu terukir di cakrawala jiwa, dan satu-satunya jiwa yang mengalir deras dalam tiap hela nafasku. Setiap kali aku memejamkan mata, bayanganmu tak pernah benar-benar pergi. Kehadiranmu seperti detak jantung, tak terlihat namun selalu terasa—ada di setiap sudut hatiku, membayangi setiap pikiran, tak bisa kulepaskan, meski waktu terus berjalan. Kuingin mendeskripsikanmu seperti langit yang tak bertepi, sebuah keabadian yang selalu ada di atas sana. Kadang dihiasi awan lembut yang bercerita, awan yang perlahan bergerak, seakan mereka membawa pesan rahasia, cerita tentang kita, tentang segala perasaan yang pernah ada. Kadang langit itu berubah—awan hitam datang menyelimuti, menghantarkan hujan deras yang seolah mencerminkan air mataku. Seolah-olah ada bait-bait yang harus dituangkan dari relung terdalam, kisah-kisah yang belum selesai, seperti puisi yang t...