Epilog.
Malam ini, di bawah langit berpendar lembut, aku menulis catatan akhir kisah kita. Setiap detik bergetar dalam ingatan, seolah melodi yang mengiringi langkah kita. Kini, di ambang perjalanan baru, aku ingin menuliskan setiap jejak yang tertinggal—kenangan yang tak ingin kuulangi. Kisah kita dimulai seperti matahari terbit, menyinari hati dengan kehangatan tulus. Tawa kita mengalir seperti angin musim semi, setiap langkah terasa ringan. Aku mencintaimu dalam bisikan lembut malam, tersembunyi di balik desir ombak. Kau adalah misteri yang selalu ingin aku pecahkan, meski jawabannya kadang menyakitkan. Namun, waktu, seperti angin, mengubah segalanya. Apa yang dulu abadi kini memudar. Aku melihat perubahan dalam dirimu, bukan dari senyummu, tetapi dari kata-kata yang berbeda. Ada jarak yang tumbuh, seperti musim dingin yang datang tanpa peringatan. Kau menyalahkanku dalam percakapan yang tak berujung, katamu kau butuh waktu untuk meresapi luka yang kita ciptakan bersama. Aku tidak pernah be...