Suratku
Maafkan sudah memberi kerumunan dalam setiap sunyi yang menjadi tempat ternyamanmu, maafkan pula segala bentuk notifikasi yang selalu membuatmu kerap kali lelah untuk membisukannya. dan segenap terimakasih untuk semua yang telah diberi sampai saat ini.
Ketika kita melihat pantai, keinginan kita adalah melihat tenangnya air yang menepi, namun ada saja gelombang yang tak henti-hentinya menepis karang-karang, membilas bebatuan yang hinggap di bibir pantai , menerka keheningan dengan deruan ombak. begitupun dengan kita sebagai manusia, di balik ketenangan, pasti ada saja masalah yang bermunculan.
Hei, jangan terus berbaring di kamarmu itu, jangan terus memaksa matamu untuk menangis, jangan biarkan jiwamu rapuh hanya karna kerja otakmu yang selalu cemas atas ketidakpastian hidup ini, Bangkitlah dan lihatlah, semua baik-baik saja. Katakan pada rasa lelah, rasa kalah, rasa sedih, dan rasa takut. bahwa tak ada yang dapat menghancurkanmu kecuali kamu yang mengizinkannya.
Pejamkan mata, rasakan ritme kehidupan yang kadang minor dan mayor, kadang rendah kadang tinggi. jangan pernah berhenti, tetaplah melagkah walaupun telah tertatih tatih nan meringkih. nikmati dan imani semua..
Jangan merasa sendiri, jangan berpikir bahwa semua yang telah di perjuangkan selama ini hanyalah angin lalu. dan jangan pergi ke tempat yang lebih jauh, tetaplah dekat, agar suara yang paru,sendu nan rindu, bisa terdengar olehmu.
dan ketika kamu merasa sendiri, lihatnya langit, ada awan bergumpalan yang ingin bercakap-cakap denganmu, dan ketika kamu merasa semua membosankan,lihatlah senja, disana ada awan, ada cahaya, ada gempita benda-benda langit yang tuhan beri, bagaimana mungkin kamu tinggalkan bumi ini?. Tetaplah disini kasih.
Komentar
Posting Komentar